Keseharian di Bulan Suci Penuh Berkah

 

Cerita tentang keseharianku 

Tema: ramadhan penuh berkah

Subtema: beriman, bertakwa kepada TYE, dan berakhlak mulia, mandiri, bergotong-royong, berpikir kritis dan kreatif.

Halo! Saya Nandasia Seltiana Qur'ani XI IPA 5 ingin menceritakan tentang keseharianku di bulan Ramadhan


Tidak terasa, Ramadhan di tahun 2022 ini kini telah tiba. Bulan yang ditunggu-tunggu setiap muslim terutama di kota asalku. Seperti biasa, awal menyambut kedatangan bulan yang penuh dengan berkah ini pasti dimulai dengan hadirnya iklan marj*an yang tidak pernah absen setiap tahunnya. Juga suara orang bertadarusan dari setiap Masjid mulai terdengar diberbagai penjuru kota.

Hari ini, tepat hari pertama melakukan puasa Ramadhan. Sayangnya, aku tidak bisa ikut menunaikan kewajiban itu karena sedang halangan. Ku lihat di pagi hari, orang tuaku sudah mulai beraktivitas seperti biasanya. Ayahku akan pergi ke luar kota karena dinas, sementara Bunda dan Abang akan pergi berjualan. Kebetulan hari itu hari sabtu, jadi aku bisa ikut berjualan bersama Bunda dan Abang karena sedang libur sekolah.

Kami berjualan seperti biasa, kebetulan kami berjualan minuman dan gorengan. Kalau ada yang tanya kenapa kami berjualan di pagi hari walau sedang berpuasa, jawabanya karena di lingkungan tempat tinggalku, kebanyakan beragama non muslim. Lagipula tidak masalah kan mencari rezeki? Yang penting halal.

Aku membantu mencuci piring, membuat es batu, dan membuatkan minuman pesanan. Mungkin untukku yang tidak berpuasa saat itu tidak lah berat. Berbeda dengan Bunda dan Abang yang berpuasa. Mereka terlihat sangat lelah, namun tak patah semangat. Mereka tetap dengan cekatan melayani pelanggan yang memesan gorengan dan minuman walaupun sedang menahan lapar dan haus.

Sore harinya, aku dan Bunda pergi ke pasar untuk belanja bahan makanan untuk berjualan besok. Setelah pulang, aku membantu membuat takjil untuk Bunda dan Abang berbuka. Tak terasa, suara adzan maghrib pun tiba. Kami menikmati hidangan takjil dengan khidmat.

Beberapa hari berlalu. Kini aku sudah bisa menunaikan ibadah puasa. Senang rasanya bisa berpuasa walau di awal aku tidak bisa ikut berpuasa. Kebetulan dalam seminggu kedepan, kelas 12 sedang melakukan ujian hingga kelas 11 dan 10 akan diliburkan untuk sementara waktu. Kami diberikan tugas menghapal surah-surah pendek dan akan disetorkan setelah masuk sekolah nanti.

Di pagi hari, aku berpikir dengan keras tentang jadwal padat ku. Bersyukur karena sekolah sedang libur jadi aku bisa sedikit santai. Jadi, selama libur sekolah ini aku membuat jadwal tentang apa yang harus aku lakukan agar tidak memakan banyak waktu dan lebih efisien.

Di pagi hari, aku akan bersih-bersih rumah dan memberi makan kucing-kucing peliharaanku. Setelah itu, aku akan menemani Bunda ke pasar, karena kini Bunda mengubah jadwal ke pasarnya dari sore ke pagi hari. Lalu setelah pulang, aku akan menghapal surah-surah pendek. Sebenarnya bukan menghapal, hanya mengingat ulang karena sebelumnya aku sudah hapal semuanya. Kemudian menjelang siang, aku akan shalat dzuhur.

Setelahnya aku akan tidur siang agar saat sore hingga malam nanti aku tidak capek berjualan. Jadi begitulah, jadwal ku sangat padat. Belum lagi ketika masuk sekolah nanti, aku harus membuat jadwal baru agar aktivitasku bisa berjalan lancar. Membantu Bunda berjualan menjadi aktivitas rutin. Jadi ketika masuk sekolah nanti, setelah pulang aku akan langsung mengerjakan tugas dan pergi tidur siang sebentar. Satu-dua jam tidak apa-apa yang penting sempat beristirahat.

Oke, ayo kita kembali ke cerita. Setelah aku membuat jadwal, akupun mulai menjalankannya satu persatu. Dengan adanya jadwal ini, aku sedikit terbantu dan tidak kelimpungan. 

Jadi, begitulah cerita keseharianku di bulan suci penuh berkah ini. Hikmah yang dapat diambil dari cerita ini adalah bawah kita harus menjalankan kewajiban kita dengan ikhlas, walaupun ada banyak ujian dan cobaan. Dan kita harus membantu orang tua dan pantang patah semangat.

Semoga dengan adanya cerita ini dapat memotivasi teman-teman semuanya. Saya Nandasia Seltiana Qur'ani undur diri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Puasa Yang Penuh Dengan Toleransi